Sunday, 18 June 2017

The (not) Isadora Duncan

Yang namanya hidup emang begitu. Kadang kita di atas, kadang kita di atas lagi. Kampret emang siapapun yang mencetuskan tu kalimat. wkwkwkwk.

Anyway, move on dari cinta lama susahnya emang pake banget ya ternyata.

Today I found myself crying again. Ya elah, padahal 'putus'nya juga udah lama. Tapi sampe sekarang aja gitu sedihnya. Bener kata Kak Charles, always give your best in every performance, because who knows it might be your last.

Nyeselnya sampe sekarang.
Plus makin digerus rasanya makin kangen.

Mungkin salah gue di awal adalah karena berharap terlalu besar tentang 'last stage' yang nyatanya nggak akan pernah terjadi. Udah terlanjur punya bayangan akan bagaimana dan seperti apa. Jadi ketika akhirnya itu tidak terlaksana, ya berasa udah di depan mata terus menguap begitu saja.

Tapi kan gitu, namanya hidup itu belajar. Belajar bahwa nggak semua yang lo mau bisa tercapai. Belajar untuk mengalah. Belajar untuk mengedepankan kepentingan orang lain di depan kepentingan diri sendiri.

Lo udah pernah mengedepankan ego lo, Ay, dan hasilnya adalah lo kembali ke dunia yang lo bilang mau lo tinggalkan, sekarang nggak gitu lagi ya. Sekarang lo serius, lo udah ngeset limit buat lo sendiri, lo tau dari awal apa resikonya, dan sekarang lo harus menjalankannya sesuai dengan komitmen yang udah lo buat sama diri lo sendiri.

Diri lo sendiri lho, Ay.
Inget.

Iya.
Mungkin suatu saat nanti mimpi gue akan terwujud, bukan pada gue, tapi pada orang lain yang lebih menginginkannya.

Karena mungkin gue tidak cukup menginginkannya.
Atau sebaliknya, gue cukup realistis untuk menyadari bahwa ada mimpi yang hanya akan tetap jadi mimpi sampai kapanpun.

Gue bukan Isadora Duncan yang ketakutan berhenti menari.
Tapi cinta gue rasanya nggak kurang dari Isadora.

Atau mungkin tidak.

Friday, 9 June 2017

42 Days Left to the Day I'll Be Yours

Huft.

Postingan yang dimulai dengan huft biasanya akan bermuatan negatif.

Ya bener sih, tapi nggak sepenuhnya bener juga.

Indeed, I'm currently overloaded by work and recovery. Ho oh, sakit typhus lagi untuk yang kesekian kalinya. Persiapan nikah jadi stressful karena bentrok sama jadwal kerjaan yang mana lagi hectic juga. Sungguh, I'm not gonna recommend any of you script writer out there yang mau nikah dengan waktu persiapan kurang dari enam bulan untuk ambil strippingan. You're just gonna deteriorating your health condition di mana sebetulnya yang lo butuhkan adalah waktu untuk mempersiapkan diri lo untuk tampil sebaik mungkin di hari paling spesial dalam hidup lo.