Sunday 5 February 2017

DDs Wedding Operation Mission 1: Wedding Organizer

Thanks to nikahan Angga & Mei dan Mas Putra & Kak Raras, serta info dari Pillow Kesayangan soal website yang cucok buat nyari-nyari semua info soal wedding, dalam waktu yang (bisa dibilang) singkat gue berhasil membidik semua vendor yang gue butuhkan untuk persiapan pernikahan kami nanti.

Iye, baru ngebidik doang, booking mah belum. :9

Di awal-awal, gue ngebidik vendor murni dari internet. Bismillah aja gitu bikin account di weddingku sama BrideStory, terus nyari vendor yang biayanya cocok sama budget tapi reviewnya dari user rata-rata oke. Hasilnya, ketika gue kroscek ke Mei yang juga anak WO, ternyata informasi dan review yang gue dapet dari website-website itu cukup akurat.

Bahagia.

Setelah bikin detail budgeting dan konsultasi sama Pillow, akhirnya kami mulai menemui vendor-vendor yang ada dalam list. Yang pertama, dan krusial karena gue (dan mamak) anaknya nggak mau repot, adalah Wedding Organizer. Gue dan Pillow udah ngobrol sama dua vendor WO (dan hanya berencana ngecek 1 lagi buat komparasi), sebut aja WO A dan WO B.

Yang pertama kali gue dan Pillow temui adalah WO A, which leaved deep impression on me and Pillow. By the end of our discussion that night, both of us had already grown very fond of the WO's representative. Mas ini, sepenglihatan kami berdua, bekerja pake hati. Buat dia, membantu capeng nikah itu bukan cuma sekedar bisnis, tapi juga salah satu sumber kebahagiaan. Orangnya asyik dan sangat informatif, terlihat berpengalaman dan professional. Begitu dia pergi dari tempat janjian, Pillow langsung ngomong "Bisa nggak kita pake dia aja?". Indeed, he's that good.

Setelah ketemu representatif WO A, besoknya kami ketemu dengan representatif WO B. Secara kami udah ngejadiin WO A sebagai benchmark, maka kami datang ke kantor WO B dengan ekspektasi yang cukup tinggi. Hasilnya, tidak mengecewakan, tapi juga tidak terlalu berhasil membuat kami berpaling dari WO A. Representatif WO B ini orangnya juga asyik, dia terlihat efisien, jauh lebih berpengalaman dan lebih professional dari WO A. Nilai plusnya lagi, WO B udah ngasih penawaran paket yang harganya cukup menggiurkan buat gue, apalagi kami juga sempet test food dan makanannya kami nilai decent (maap, anaknya lemah sama makanan :9) untuk standar kami.

But on our way home, gue dan Pillow sama-sama setuju kalo kami tetep lebih milih WO A. Alasan gue pribadi sederhana: ketika gue ketemu sama si Mas rep. WO A, gue ngerasa nyaman dan bahagia. Itu nggak gue temuin ketika gue ketemu rep. WO B.

Itu mungkin hal kecil dan terlihat sepele, tapi buat gue, ini penting buat psikologis gue dan Pillow, karena kedepannya kami mungkin akan dibuat stress dengan segala macam persiapan pernikahan ini. Di saat-saat seperti itu, gue ngerasa akan lebih baik menggantungkan nasib pada WO yang memikirkan mood dan kebahagiaan capeng, dibanding yang cuma sekedar memastikan semuanya beres.

For us, pada saat Mas rep. WO A menunjukkan ketulusan dan concernnya pada kebutuhan kami, saat itu juga the deal is sealed.


Dan menurut gue, WO yang layak menangani para calon pengantin dalam mempersiapkan hari istimewa mereka adalah WO yang seperti ini.

No comments:

Post a Comment