Tuesday, 4 April 2017

Series of Unfortunate Events

Orang bilang "Kalau urusanmu nggak lancar, periksalah shalatmu."

First hand experience, itu benar dan gue mengalami itu sejak kemarin.

Akhir-akhir ini gue emang shalat seadanya, nggak sekhusyuk biasanya, nggak pakai hati. Padahal, katanya justru di saat-saat mempersiapkan hajat besar begini kita dianjurkan untuk memperbanyak doa dan ibadah.

Ya guenya bebel sih. :'(

Semua bermula dari kemarin pagi, gue menerima chat yang mengabarkan bahwa syuting drama seri yang naskahnya sedang gue kerjakan ternyata dihentikan sementara. Yang muncul di pikiran gue langsung: bagaimana dengan pembayaran tujuh naskah yang udah terlanjur gue kerjain? << efek ngumpulin duit buat nikah. Setelah itu baru deh gue mikir: kalo produksinya mundur sampe Juli, terus apa kabar nikahan aing?

Khawatir, tapi gue bismillah dulu aja. Yang penting jalanin dulu dengan sebaik mungkin, kalo ternyata bermasalah di ending baru deh pusing.

Malamnya, gue pergi cetak foto gue dan fotonya Pillow untuk keperluan ngurus buku nikah. Nunggu sejam dalam kondisi kelaparan, setelah jadi, gue dengan bodohnya tidak mengecek dulu dan langsung pergi. Sampe di rumah (berjam-jam kemudian karena diselang nonton Power Rangers dulu), ternyata hasil cetak fotonya adalah foto gue semua, foto Pillow sama sekali nggak ada.

Huftness.

Ini gara-gara karyawan tempat cetak fotonya nulisin 2x3 = 5+5 (ukuran 2x3 5 lembar plus 5 lembar) dan bukannya dipisah 2x3 = 5 (foto gue) plus 2x3 = 5 (foto Pillow) padahal udah gue suruh begitu. Duh, keselnya sampe ubun-ubun, tapi ya udah mau digimanain lagi.

Akhirnya, hari ini gue bikin itin:
1. cetak foto Pillow
2. kirim dokumen untuk buku nikah ke Mbak Natalia via TIKI
3. belanja camilan sekalian ambil duit di ATM
4. lulur facial body scrub sambil menikmati camilan

Sekedar informasi, kalo diibaratkan rumah gue di tengah-tengah, salon dan TIKI ada di sebelah kiri rumah, sedangkan tempat belanja camilan terdekat yang ada ATMnya, yaitu Alfamidi, dan tukang cetak foto ada di sebelah kanan. Rencananya, biar gak bolak balik, gue akan pergi belanja camilan dulu, lanjut ke tukang cetak foto, lalu ke TIKI diakhiri nyalon.

Rencana tinggal rencana.

Disaster bermula saat gue yang udah bawa laptop tas dll untuk nyalon, ternyata malah lupa bawa dompet. Dan gue nggak bawa uang sama sekali. Dan itu baru gue sadari ketika gue udah di depan di depan mesin ATM buat ambil duit, sambil bawa-bawa keranjang belanjaan penuh berisi camilan.

Ya... Gue titipin lah keranjang itu ke mas-mas penjaga Alfamidi, lalu gue pun pulang ambil dompet dan balik lagi ke Alfamidi. Dari Alfamidi (dengan kondisi jiwa yang mulai lelah sama keteledoran diri sendiri), gue lanjut ke tukang cetak foto. Alhamdulillah terselesaikan dengan lancar.

Lalu gue lanjut menuju TIKI. Dan ternyata, TIKInya nggak beroperasi karena komputer mereka baru aja dimaling orang tadi malem. Innalillahi wa innailaihi rajiun... Gue doain semoga si maling yang udah bikin susah idup mas-mas TIKI plus idup gue mendapatkan hidayah. Gue tanya ke si mas-mas TIKI layaknya remaja yang hilang arah: saya harus ke mana, Mas? Mas-mas TIKI menyarankan untuk ke JNE.

JNE yang gue tau, letaknya hampir berseberangan sama Alfamidi. Agak jauh ye. Mas-mas TIKI kemudian menginfokan kalo deket Strada juga ada JNE. Karena Strada letaknya di kiri rumah, searah salon, gue akhirnya memutuskan ke situ aja dengan mengandalkan google map.

Subhanallah. Nggak nemu.

Pas si google map bilang "you have arrived" yang ada di kiri gue malah toko material. Gue sempet muter sekali untuk double check, tapi hasilnya tetap sama.

Antara marah dan pasrah, gue menyerah, dan menuju JNE yang ada di seberang Alfamidi. Ketika akhirnya si dokumen berpindah tangan, gue lega. Akhirnya! Dan sekarang gue hanya tinggal ke salon, sante-sante sambil relaksasi dan bobo-bobo cantik.

Or so I thought.

Setelah melewati gang rumah gue untuk kesekian kalinya, gue sampai di salon dan DITOLAK sama orang salonnya karena masih ada pelangan lain yang selesainya masih lama. Oke, ditolak mungkin terlalu kasar, si mbaknya minta maaf dan menyarankan gue untuk kembali lagi besok karena sekarang masih ada pelanggan.

Gue menyerah lalu pulang. Sebenernya ada salon lain yang biasanya gue datengin untuk lulur dan body scrub dan facial, tapi salon itu letaknya jauuuuuh di kanan, masih ngelewatin Alfamidi luuruuuus lagi, and since I think I've had enough of Alfamidi for today, gue memutuskan untuk pulang aja.

Yes,
nggak lancar, kan.

Gue sadar banget ini pasti gue lagi ditegur sama Allah karena mengentengkan shalat. Makanya begitu pulang, pas adzan Ashar, gue buru-buru shalat. Takut. >_<" I'm happy, tho, masih diingatkan dengan cara yang halus, nggak dengan ditampar. Dan yang paling penting, masih diingatkan, itu tandanya Allah masih sayang sama gue.

Maafkan hamba ya, Allah. Akhir-akhir ini suka menjauhi-Mu. :'(

Pokoknya, kalo lo punya urusan dan urusan lo nggak lancar, periksa dulu deh shalat lo.
Udah paling bener. (^,^)b

No comments:

Post a Comment