Tuesday 11 July 2017

Good Make Up



Make up yang bagus membuatmu menjadi alay.

Iya, karena make upnya bagus, lo jadi tampak lebih cakep, sehingga jadi pengen foto-foto terus.

Atau setidaknya itulah yang terjadi sama gue.
wkwkwkwk.

Penampak gue sehari-harinya kaya gini
<<<<<<<<<

Itu aja udah melalui proses editan biar bibir agak lebih merah merekah dikit.

Nah mari kita bandingkan dengan gue yang bersentuhan dengan make up artist profesional yang tangannya super ajaib.

Pertama, ini gue saat test make up dengan Om Irwan Riady:

Pic: Irwan Riady

Kalo Anda mau bilang cakep, saya terima.

Om Irwan tanpa ragu memang maestro dan dedengkot para MUA hits Indonesia. Orangnya juga beneran baik banget. Dan yang paling gue demen: NGGAK PAKE CUKUR ALIS.

+1000 buat Om Irwan. 

Hasil tes make up itu tentu saja nggak gue sia-siakan. Langsung gue pake buat prewed.

Pic: AKSA Creative Id

Next,  mari kita bandingkan lagi dengan mahakarya MUA baru tapi tangannya nggak kalah ajaib, Kalza:

Pic: Utami Kalza || Kebaya: Dian Saomi || Earrings: Wabisabi Jewelry

Again, kalau ada yang mau bilang cakep, saya terima lho.

Hari lamaran gue jadi berasa sangat indah karena guenya cakep. Dan btw, akhirnya kesampean, lamaran pake kain yang dulu dipakai mama saat akad nikah sama papa. <3 Happy!


Udah gitu make up-nya tahan lama bener. Dipake tidur siang (karena sayang masih cakep) dan foto-foto lagi pas bangun masih rapi aja.

 


Well...

Nggak salah kan kalo gue bilang make up yang bagus bikin lo jadi alay.
:D

Echo

Pic: AKSA Creative Id

I miss the time when this is us.

Ugh..
Go away, clouds.

Thursday 6 July 2017

Debris

Talked to Shippo today. And spending most of the day crying my eyes out without being found out by mum. Now my head hurts so much I thought it would explode.

On the brighter side. I'm glad someone's got the point right away. When she said the words I instantly cried waterfall. All the things I've been keeping feels like being pulled out and washed away. Maybe because Shippo knows me so well.. Like.. She knows what I wanna hear and she gives me exactly that. It's relieving. I've been thinking if I was too stubborn and worthless that I don't deserve to have what I want.

And she was right about one thing.
Life doesn't give a shit.

So I better let it all out.
And as she said, be ready to bitch slap life back.

Someday I will heal.
Someday I will understand.
Someday I will forgive.

I know I can do it.

Tornado

15 hari sebelum dan masih nggak tenang juga.
Capek.

Funny how I used to looking forward to the day.
While now I just hope it will quickly end.
Mentally exhausted.

Sunday 2 July 2017

Cuma Segitu

Padahal udah ditahan-tahan supaya nggak ngomongin masalah itu, tetep aja akhirnya keomong juga. Dan reaksinya tepat seperti yang diperkirakan.

Gue makin ngerasa nggak dihargai.

Padahal seharusnya sebagai seorang yang pernah tertarik pada hal yang sama, dia tau bagaimana gue mengartikan sebuah performance.

Padahal seharusnya kalau dia benar mengerti betapa berartinya mimpi gue seperti yang dia bilang, dia akan memperjuangkan. Ya terbukti kalo ternyata mimpi gue tidak cukup berharga bagi dia.

Mungkin karena mimpi gue ini dinilai tidak relevan dengan usahanya untuk menjadi manusia yang lebih baik, jadi ya sudah, dia membiarkannya kalah. Toh dia yang penyanyi juga sudah tidak ada lagi, seperti yang dikatakannya beberapa waktu lalu.

Nggak salah, tapi nohok.
Seakan-akan mimpi gue itu hina.
Tidak cukup berharga untuk dicoba diperjuangkan.

Ya guenya juga bego, membiarkan diri tetap berharap sampai akhir.
Ternyata toh tidak sesuai dengan apa yang gue harapkan.
Ternyata tidak sedang diusahakan.
Ternyata di ya sudah kan saja.

PHP.

Gue kecewa.
Ya.
Gue kecewa berat.

Untuk sekedar memberitahu "Maaf ya, ternyata aku nggak bisa ngomong." pun enggak.

Nggak cukup berharga.

Gue dibiarkan menanti begitu saja.

Nggak cukup berharga.

Kalau yang lain, yang hubungannya dengan generousity terhadap orang lain, nggak apa-apa diperjuangkan. Kalau yang ini, tidak.

Nggak cukup berharga.

Mimpi gue selama enam belas tahun diinjak-injak begitu saja.

Mimpi yang bikin gue bisa ketemu sama dia.

Nggak cukup berharga.

...

Udah tinggal sebentar lagi. Harusnya gue udah mulai tenang.
Tapi enggak.

Yah paling tidak sekarang soal itu sudah jelas. Jadi gue bisa berhenti berharap.

Sungguh.
Mengecewakan.