Tuesday 28 February 2017

DDS Wedding Operation Mission 3: The Hunting Continues

Gini nih.
Cita-cita pada awalnya: mau bikin wedding vlog, yang isinya mulai dari ngobrol dua keluarga sampe endingnya nanti pas Hari-H.

Realisasinya, ngupdate blog soal progress aja jarang-jarang.

Namanya juga cita-cita.
Wkwkwkwk.
Au ah. Lalalala... :9
Oke, ini udah... (cek tanggalan) Kurleb 5 bulan sebelum Hari-H.

...

LIMA BULAN LAGI?!
OMG.

Ngomong-ngomong, gue baru aja sampe rumah jam sebelas malem setelah meeting sana-sini (lebih tepatnya makan sana sini) sama vendor. Lelah, tapi membahagiakan sekaleh, karena meeting-meeting tadi nggak sia-sia. Well, at least gue kenyang. *Enggak ya, Ay.*

Sampe saat ini, gue dan Pillow dengan didampingi oleh Mas Harry sang WO tercintah sudah berhasil menggoalkan beberapa vendor.



Oiya, soal WO, kami menjatuhkan pilihan pada The Serenade WO. Alasannya seperti yang sudah dipaparkan dalam postingan sebelumnya, dan setelah dijalanin, beneran nggak salah milih WO. \(^O^)/

Yang pertama, make up artist untuk akad-resepsi. Setelah harapan dipupuskan oleh Marlene Hariman karena schedulenya yang emang gak cocok, akhirnya gue mempercayakan wajah ini pada om Irwan Riyadi. Om Irwan, yoroshiku onegaishimasu! Untuk lamaran dan pengajian, masih ngebet kepengen pake Mbak Hepi (@hepidavid). Tapi daripada gue dipecut Mas Harry karena overbudget, maka kita tunggu dulu hasil dealing vendor-vendor besar lainnya sebelum akhirnya nanti kembali ke make up lamaran dan pengajian. :D

Soal catering, as expected, meskipun udah dibelain muterin Indonesia International Wedding Festival, ujung-ujungnya kami kembali berlabuh ke Bali Indah. Ada extra cost yang harus diberesin sih, karena ketentuan dari Kuningan City menyebutkan ada order minimal untuk catering, nah kalo itung-itungan perkiraan gue, masih under dari harga minimal tersebut. Soal ini gue pasrah aja. Biar Mas Harry yang membereskan. Wkwkwk.

Untuk dokumentasi, dari awal survey-survey kami udah jatuh cinta sama AKSA Creative. Sampe sekarang masih tetep naksir AKSA. <3

Ngomong-ngomong, gaun pengantin gue dan beskap Pillow, sudah dalam proses pengerjaan oleh Mbak Dian Saomi dan Pak Widodo. Kalo ditotal-total, biaya gue jahit gaun pengantin itu cuma IDR 4,330k udah termasuk biaya bahan, payet, swarovski (KW tentunya, mana kuat aing beli yang asli wkwkwk), batu-batuan dan mutiara, serta selop dan kain wiron tinggal pake. Mureeeeeeeeeeeeee yeeeeeeeeeeeeeeeeee. *joget-joget*

Mudah-mudahan hasilnya juga sesuai dengan keinginan. Kalo mengingat hasil jahitan Mbak Dian yang dulu-dulu sih (gue udah tiga kali ngejahit kebaya di situ) kudunya aman sentosa dan nggak akan ada perubahan major setelah fitting. Tapi namanya juga gaun pengantin, tetep aja berasa deg-degannya.

Buat beskap Pillow malah harganya lebih fantastis lagi. Pak Widodo cuma mengenakan biaya 725k untuk pembuatan beskap, payet, kain wiron tinggal pake, blangkon dan selop. Kalo ditotal sama biaya beli kainnya, beskap Pillow cuma makan biaya sebanyak IDR 1,875k.

All hail.
Alhamdulillah.

Buat venue sendiri, meskipun udah fix bakalan pake Kuningan City Ballroom, itung-itungannya ternyata masih alot. Yang bikin pusing lagi, karena sekarang mereka udah punya rekanan vendor (nggak cuma catering aja), kalo gue dan Pillow pake non-vendor, bakalan ada extra charge. Aih, ini jelas akan berpengaruh sama itung-itungan budget yang udah gue utak-atik.

Doa gue, semoga Mbak Endang masih mau kompromi soal itu. T______________T

Sekian report malam ini!

No comments:

Post a Comment