Orang bilang, kalau kita sudah memutuskan untuk menikah, berbagai macam cobaan dan ujian akan datang. Wajar, namanya aja berniat melaksanakan sesuatu yang baik, katanya sih nggak ada yang gampang.
In most of the case, ujian yang datang berupa kembalinya para mantan atau orang-orang dari masa lalu.
In my case, however, ujian itu datang dalam bentuk ketidakteraturan manajemen waktu baik dari pihak gue maupun Pillow.
Pink ink: jika lo adalah penulis stripping yang tengah mempersiapkan pernikahan dan TIDAK berniat menggunakan WO, gue punya satu saran buat lo: JANGAN.
Dah, itu aja.
Karena, gue aja yang pake WO setengah mati ngatur schedule kapan mesti ngapain. Percayalah, menyatukan jadwal dua kepala, which is gue sama Pillow, aja butuh proses yang kadang menimbulkan banyak gesekan yang ujung-ujungnya berakhir jadi pertengkaran.
Ini terjadi karena baik gue maupun Pillow sepakat untuk mengurus ini bersama, sementara schedule kami belum tentu cocok tiap saat untuk ngurusin semuanya. Walhasil, terkadang banyak item yang harus direschedule. Gue yang udah punya timeline dan patuh deadline jadi sering spanneng.
It's less than three months tapi banyak yang masih belum beres.
Itu baru dua kepala, lho, belum lagi kegiatan-kegiatan yang harus melibatkan dua keluarga. Meaning, bukan cuma jadwal kami yang harus dicocokin, tapi juga jadwal mama papa Pillow dan mama ai.
Pusing? Iya, pasti.
Ngatur waktu dan energi buat ngurusin kerjaan dan nikahan aja rasanya udah babak belur, sampe jadi nggak punya waktu untuk 'bersosialisasi' (read: jalan-jalan nonton film dan sebangsanya).
Hah, dan dulu gue masih mau nerima tawaran untuk kerja di tempat lain.
Kalo bener gue jalanin, mungkin gue udah masuk rumah sakit. :/
Yang membuat gue bertahan meskipun udah sakit-sakit begini rasanya cuma satu, karena gue tau ke mana ini akan berakhir.
Karena tiap hari, aku selangkah lebih dekat menuju kamu.