Sunday, 25 March 2018
[REVIEW] Return (2018)
Tadinya mau bikin review sekaligus sinopsis. Kenyataannya, ngeringkas 34 episode dalam 1 postingan menjadikan postingan tersebut puanjang bingits, padahal reviewnya belum termasuk. Jadilah gue memutuskan untuk memisahkan antara review dan sinopsis.
Original Title : Return
Genre : mistery, thriller, legal drama
Episodes : 34
Duration : 25-35 mins each
Casts:
- Go Hyun Jung (up to ep. 15) & Park Jin Hee (start from ep. 16) as Choi Ja Hye
- Lee Jin Wook as Detective Dokgo Young
- Jung Eun Chae as Geum Na Ra
- Park Ki Woong as Kang In Ho
- Bong Tae Gyu as Kim Hak Bum
- Shin Sung Rok as Oh Tae Suk
- Yoon Joong Hoon as Seo Joon Hee
Wikipedia : https://en.wikipedia.org/wiki/Return_(TV_series)
Watch : https://www.viu.com/ott/id/id/tag-return-playlist-25366005
WARNING! MAJOR SPOILER ALERT!
Kalo lo belum nonton nggak suka dispoiler, STOP SAMPAI DI SINI AJA.
DO NOT CLICK.
Oke, as stated di postingan sebelumnya, menurut gue Return ini sarat dengan pembelajaran, hiburan dan pengetahuan.
Pertama ngomong dari segi presentasi plotnya. Ini drama adalah drama yang bikin kepikiran tapi sebaiknya jangan dipikirin. Viewer mesti usaha ekstra untuk memahami jalan ceritanya yang maju mundur, karena kadang flashback di sebuah episode seakan hanya sekedar teaser, soalnya flashback lengkapnya baru akan dijabarkan di episode berikutnya. Gue nggak keberatan dengan presentasi alur yang kaya gini karena mungkin gue selalu mengosongkan pikiran dan hanya nonton aja kali ya tiap kali nonton serial ataupun film, nggak make dipikirin.
Drama ini juga seolah-olah memberikan potongan puzzle terus menerus tanpa disusun di episode-episode awal, sehingga terkesan berantakan, ceritanya ngalor ngidul dan beralur lambat. Buat orang-orang yang terbiasa nonton serial yang episode jawabannya hanya berjarak beberapa episode dari episode kasus, kayanya bakal nggak sabar untuk nonton serial ini. Soalnya, setelah nonton kurang lebih 10 episode pun, lo nggak akan menemukan jawaban untuk pertanyaan kaya "Siapa sebenarnya si pembunuh Mi Jung?", "Apa motifnya?" yang udah muncul sejak awal episode 3. Yang ada malah makin banyak pertanyaan bermunculan. "Lah, ini siapa lagi?", "What? Hubungannya apa ni orang sama kasus?", "Bentar, dia tau dari mana?", "Eh, jadi gimana mayatnya bisa sampe situ?".
Udah, sabar aja, setelah potongan-potongan puzzlenya lumayan lengkap, pertanyaan-pertanyaan itu akan terjawab satu persatu. Dengan cara yang elok pula. *TSAAAAH, elok, bahasa lu, Ay.
Kenapa dibuat begitu? Karena ternyata kasus yang terjadi di awal berkaitan dengan kasus-kasus lainnya, bukan sekedar kasus pembunuhan akibat perselingkuhan dalam rumah tangga yang bisa selesai dalam empat-lima episode. It's much, a lot, deeper than it seems.
Gue baca beberapa komentar di asianwiki yang nyebutin kalo mereka berhenti nonton sejak Go Hyun Jung keluar dari produksi dan ceritanya jadi aneh, karena lead femalenya tiba-tiba berubah 180 derajat. Nah, gue sebagai yang terus nonton sampai akhir justru bakal heran kalo dari awal ceritanya nggak dibuat untuk jadi seperti itu. Menurut gue, itu twist yang udah direncanakan, bukan karena keluarnya Go Hyun Jung. Abis kalo naskah mendadak diubah karena Go Hyun Jung mundur, semua planting information yang udah susah-susah dilempar sebanyak 14 episode bakalan sia-sia dong. Gue mikir gini juga karena tim produksi nekat mempertahankan Choi Ja Hye meskipun pemerannya ganti. Kalo dari awal tokoh Choi Ja Hye emang bukan prominent character yang akan memegang peranan penting di setengah akhir cerita, sebetulnya mereka bisa aja kan menghilangkan karakter Choi Ja Hye ini dan menggantinya dengan karakter baru? Daripada memasukkan adegan simbolis Choi Ja Hye potong rambut. Wkwkwkwk. Tapi kalo emang perubahan ini tidak terencana, berarti yang nulis jago banget sih karena bisa bikin ending yang nyambung sama episode-episode awalnya.
Oh, dan sebenernya, gue kecewa sih sama mundurnya Go Hyun Jung dari produksi. Pertama, secara awalnya gue nonton drama ini karena dia yang main. Kedua, karena interpretasi akting dia terhadap karakter Choi Ja Hye itu paling cocok. Gue membaca komentar beberapa orang di situs-situs macam Asianwiki atau AllKpop soal aktingnya yang flat dan bikin bosen, sedangkan yang gue tangkep sebaliknya. Flatnya itu topeng, dan memang seharusnya dimainkan seperti itu, supaya ketika cerita berkembang ada impact yang cukup besar untuk viewer. Akting Park Jin Hee emang oke, tapi gue jadi berasa nonton sinetron Indonesia karena semua emosinya tergambar jelas dari ekspresinya. Gue jadi ngebandingin semisal Go Hyun Jung yang mainin, pasti bakalan bisa lebih lama ngebingungin penonton karena kemampuannya 'menyembunyikan emosi' itu. Perkembangan cerita dari eps. 16 ke belakang juga kaya mematahkan alasan Go Hyun Jung berantem sama Sutradara yang katanya mempermasalahkan soal screen time yang sedikit. Bikin gue bertanya-tanya jadi apa sebenernya yang bikin Go Hyun Jung berantem sampe akhirnya harus mundur dari produksi?
Lanjut.
Dari episode 16 onward, sebetulnya sebagian ceritanya udah bisa ditebak (IMO ini ada hubungannya sama akting Park Jin Hee yang udah gue sebutin diatas, karena menurut gue twistnya bisa dipresentasikan dengan lebih nonjok lagi given the right acting). Tapi penonton yang udah tau pun nggak semata-mata lalu bisa berenti nonton, karena begitu banyak pertanyaan yang belum terjawab. Penonton dipaksa--tanpa merasa terpaksa--untuk terus nonton episode selanjutnya, dan episode selanjutnya lagi, begitu terus sampe ending. Yang jelas, penonton bakal gregetan banget nungguin akhir cerita keempat sekawan, terutama si manusia ular beracun Oh Tae Suk dan anak manja mesum besar kepala Kim Hak Bum. Endingnya adalah ending yang menurut gue terbaik untuk semua karakter. There's this sense of fulfilment selesai nonton. Justice well served. Gue puas. Puaaas.
Dari segi akting, gue bisa bilang semua aktor di serial ini merepresentasikan karakter mereka masing-masing dengan baik, bahkan sampe ke figuran semacam Dong Bae kecil. Yang aktingnya paling juara di sini, buat gue, adalah Bong Tae Gyu dan Shin Sung Rok. Mungkin karena mereka juga terbiasa main teater dan musikal kali ya. Those despicable character of theirs bener-bener minta digampar bolak balik dan bikin gue ngelus dada sambil istighfar berungkali. Yang agak bikin bertanya-tanya sebenernya karakter Jin Joo sih, soalnya di awal-awal dia hanya terlihat sebagai pemanis belaka. Eh di akhir-akhir ternyata agak berguna juga (agak lho ya). Karakter pria utama, Detektif Dokgo Young, turned out hanya dihadirkan sebagai tokoh kunci untuk membereskan kasus, bukan untuk dicintai oleh penonton karena merasa emotionally attached. Well, no problem juga sih.
Yang gue suka lagi, drama ini adalah drama yang membuat kita bisa mengerti motif semua karakter, tanpa harus membenarkan apa yang mereka lakukan. Again, kecuali Hak Bum sama Tae Suk yang emang dari lahir udah bejat luar dalam kayanya. Gue jadi bingung karena gue ngerasa bisa bersimpati sama tokoh-tokoh yang melakukan kejahatan, tapi juga nggak bisa menerima dan membenarkan apa yang mereka lakukan. Satu-satunya yang bisa membuat gue memaafkan apa yang dia lakukan adalah Seo Joon Hee, karena emang penonton dibuat melihat betapa keras usahanya dalam mengakhiri dan menebus 'dosa'.
Serial ini juga ngasih sedikit pengetahuan tentang hukum, termasuk pointing out kelemahan hukum di Korea (yang mana juga applicable di Indonesia dan negara-negara lain setelah gue liat-liat). Seorang pembunuh bisa aja bebas meskipun masyarakat tau dia membunuh, uang bisa memanipulasi proses penyidikan, keputusan sidang harus dibuat berdasarkan bukti dan 'fakta' yang disajikan dalam persidangan dan bukan berdasarkan moral, holang kaya lolos dari hukum sementara orang kecil yang dijadikan kambing hitam, bagaimana 'perlindungan' yang diberikan hukum kepada anak-anak di bawah umur justru bisa jadi malah merusak mereka... Banyak. Gue suka banget sama kata-kata Choi Ja Hye di akhir siarannya, "Apakah kalian dilindungi oleh hukum?"
Sigh.
Terus, kalo diliat dari sisi moral message, ada beberapa poin pelajaran yang bisa diambil.
Pertama, di beberapa episode awal, moral of the storynya masih cukup simpel: JANGAN SELINGKUH DAN HARGAI PASANGAN LO.
In Ho jelas nggak kekurangan apapun. Istrinya Na Ra adalah tipe istri yang nurut suami plus bisa ngurus rumah dengan sangat baik. Padahal Na Ra punya background sekolah hukum dan dia lulus tes pengacara dengan nilai tertinggi, serta sempat bekerja di sebuah firma hukum besar. Tapi karena In Ho nggak mau dia kerja, ya dia nurut. Lah udah dikasih istri macam itu kok masih aja selingkuh sama cewek nggak jelas. Akhirnya begitu tu selingkuhan mati, dia kena fitnah dituduh ngebunuh, perkawinannya pun berantakan. Yang bikin sebel, sampe akhir juga ni orang kagak ada sadarnya kalo dia sendiri yang membuat dirinya berkubang dalam semua masalah yang dia hadapi. Bless Joon Hee yang masih punya akal sehat dan berkenan ngasih tau In Ho, "Lo selingkuh sama Mi Jung saat udah nikah sama Na Ra, ini semua terjadi karena lo membuat keputusan yang salah."
Buat cewek-ceweknya juga, JANGAN JADI PELAKOR. Nggak usah ganggu-ganggu rumah tangga orang lain. Yang terbaik yang bisa terjadi adalah lo sakit hati ketika diputusin karena si cowok nggak akan mau ninggalin istri dan keluarganya, sedangkan yang terburuk adalah lo bisa aja dibunuh sama selingkuhan lo. Kalo kata In Ho, lo itu kaya toilet, tempat buat ngebuang yang kotor-kotor. Mau lo disamain sama toilet?
Kedua, BERHATI-HATILAH DALAM MEMILIH TEMAN.
Persahabatan palsu In Ho, Hak Bum, Joon Hee dan Tae Suk bisa jadi gambaran bahwa orang yang baik ketika dikelilingi orang brengsek nasibnya nggak akan baik juga. Ketika baru nonton sampai tengah cerita, gue masih bersimpati pada In Ho dan Joon Hee yang gue anggap sebagai orang-orang baik yang dikelilingi orang yang salah, yaitu Hak Bum dan Tae Suk.Kesalahan In Ho cuma selingkuh (not to mengentengkan selingkuh, tapi kalo dibanding apa yang dilakukan ketiga temannya yang lain, bisa dibilang In Ho paling ringan kesalahannya), sedangkan Joon Hee, meskipun dia pernah memerkosa So Hyun dalam kondisi mabuk, pada titik ini sudah berusaha menebus dosanya. Tapi ujung-ujungnya, gue jadi sebel banget sama mereka semua.
Absolute toxic friend macam Hak Bum dan Tae Suk dan cowok bermental lemah kaya In Ho jelas bukan orang-orang yang bakalan gue pilih untuk ada dalam lingkaran pertemanan gue. Apalagi Tae Suk yang jahanam cem neraka dan super manipulatif gilak dan Hak Bum yang narsis egois plus nggak punya otak tapi sok petantang petenteng. Plis, Tae Suk bahkan menikahi Jin Joo cuma buat bikin Hak Bum kesel. Kan bangke. Lihatlah apa akhir fake friendship mereka. Yang satu mati, yang satu akhirnya akan dipenjara dan kalo beruntung akan dieksekusi, yang satu mental breakdown dan memilih melakukan kejahatan dengan sukarela untuk bisa terbebas dari teman-temannya, yang satu dibuang keluarganya sendiri dan memutuskan untuk mengasingkan diri.
Dari awal, mereka emang spoiled brat yang difasilitasi dan dibentuk para orang tuanya untuk tumbuh menjadi orang-orang hina nan brengsek yang kontribusinya pada masyarakat akan segera terlupakan karena kejahatan yang mereka lakukan.
Ketiga, IDUP YANG BENER AJA DEH, BECAUSE KARMA DOES BITE AND IT BITES HARD.
Rasanya pengen lempar anvil ketika gue tau keempat sekawan nak holang kaya ini hidup enak di atas penderitaan orang-orang yang udah mereka injak-injak. Dari mulai ngebunuh orang, memfitnah orang, nyuap orang, belum lagi kejahatan-kejahatan 'kecil' macam ngegebukin orang pake helm atau botol kaca. Dan mereka nggak ngerasa bersalah sama sekali? Faaaaakkkk.
Plis lah, ketika lo berbuat salah, akui dan terima hukuman yang memang harus lo terima. Jangan lari dari masalah, karena cuma akan menciptakan masalah baru. Kaya keempat sekawan ini, menutupi tindakan kriminal mereka dengan melakukan tindakan kriminal lainnya, sama sekali nggak mikirin idup orang lain asalkan idup mereka sendiri baik-baik aja. Like, whaaaaaaaaaat???
Overall, gue enjoy menonton serial ini.
Good plot, good acting, good visualization, good ending.
Thank you, all crew!
고생했어요.
Labels:
drakor,
drama korea,
kdrama,
Return,
return (2018),
review,
serial,
spoiler,
tv series
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment